Pages

Jumat, 24 April 2009

akhirnya berakhir juga

asssalamu'alaikum
he...he...
gimana cerpen gue, ancur ga..?, ga nyambung ya...?
heuheuheuheu, sebenernya ntu tuh cuma iseng, makanya hasilnya aneh gitu, so simply buanget yak...?

gue tuh sekarang sedang merenung, melalui hari dengan keindahan yang tiada tara (ceilah bahasanya), ya.... begitulah , gue lagi males banget nih, karna liburan yang berlangsung selama seminggu ini sebentar lagi akan berakhir. hu..hu... sedih banged deh gue,,,
walaupun liburan gue isinya cuma mkan, tidur, nonton sama browsing, tapi ya... itulah gue dengan segala ke malasan gue.

jadi bagi gue yang namanya sekolah itu penting, tapi kalo sekolahannya ngeBeTein semua juga jadi males belajar. ga ada yang bisa bikin gebrakan dalam hal cara belajar yang menurut gue kurang efektiv.

jadi siswa yang tadinya rajin kaya gue (yakin lo) bisa jadi males. kalo sekolah gue cara ngajarnya menarik, ga monoton, dan wawasan yang di berikan lebih banyak, mungkin gue juga bisa semangat belajar banget kali ya...?
tapi ya udahlah, mereka juga udah kerja keras buat ngajar kita, gue tetep hormat ko sama mereka...he...he..he...

gue berharap akan adanya liburan-liburan yang lainnya..
udah dulu ya... gue mau ngelanjutin tidur gue... bye...bye...
wassalamu'alaikum

Kamis, 23 April 2009

CERPEN : PUISI JULIA

Pagi ini Julia bangun dengan tenang, hari ini sama seperti hari-hari yang biasa di laluinya, di bawah rintikan hujan ia bersenandung,menuju sekolahnya di SMA Harapan, suaranya memang tak terdengar, karena ia harus melawan suara hujan.

Disekolah hari ini adalah mata pelajaran favoritnya akan berlangsung, Sastra, ya…Sastra , ia adalah satu dari berjuta orang yang mengagumi Chairil Anwar, ia adalah gadis yang akan menyendiri ketika sedih, ia adalah gadis yang senang menanti senja untuk ia tumpahkan menjadi sebuah puisi, dan ia adalah gadis yang membuat tuhan terpana karena alamNya telah dihargai dan dirangkai menjadi susunan kata-kata indah.

Pada saat jam istirahat, ibu Ratih yang merupakan guru sastra melihat lembaran yang berserakan di meja Julia, ia amati satu persatu kata yang di rangkai Julia. Betapa ia kagum dengan puisi-puisi itu,”indah sekali” bu Ratih berkata pelan, selama ini Julia tidak pernah memperlihatkan karya-karya terbaiknya untuk di berikan kepada Bu Ratih. Maka bu Ratih pun mencuri satu puisi buatan Julia yang berjudul Hening, untuk diam-diam ia kirim ke media cetak.

Betapa senangnya bu Ratih ketika mendengar berita dari surat kabar Remaja yang menyatakan bahwa puisi Julia terpilih untuk diterbitkan. Bu Ratih pun segera mewartakan berita gembira ini kepada Julia.

“Julia lihat ini ?” kata bu Ratih sambil memberikan majalah Remaja yang memuat puisi Julia kepada Julia. Julia pun membaca judul puisi tersebut, “ini seperti puisi saya bu?”.Tanya Julia.”ya, benar itu memang puisi kamu”. jawab bu Ratih, Julia sangat terkejut, dan sepertinya Julia tidak terlihat senang. Ia mau marah kepada bu ratih. Namun apa daya bu Ratih adalah seorang guru yang sangat di hargainya. Ia hanya tersenyum terpaksa.

Dirumah ia menangis melihat majalah itu, di sobeknya halaman yang memuat puisinya. Ia pun kaluar rumah, dan berlari sekencang-kencangnya menerobos hujan, ia menuju tempat yang sangat ia senangi, tempat ia menuliskan sejuta impiannya, tempat ia berkhayal akan masa depannya, tempat ia termenung lalui hari, tempat ia mencurahkan isi hatinya kepada alam, dan tempat ia menulis puisi. Tempat itu adalah sebuah pohon dekat padang ilalang, dari tempat itu ia bisa melihat matahari tenggelam, melihat burung menari dan keindahan alam lainnya.

Bukan tanpa alasan Julia tidak senang kalau puisinya di publikasikan. Dahulu waktu ia masih SMP ia pernah mempublikasikan Cerpen buatannya di sebuah majalah, namun bukan penghargaan ataupun pujian yang ia dapatkan, justru malah kritikan dari para pengeritik sastra, yang mengatakan bahwa cerpennya terlalu sparatis dan juga terlalu berkhayal.

Sejak saat itu ia tidak pernah mempublikasikan karya-karyanya, ia sudah sangat begitu merasa sakit hati, karena menurutn, setiap karya yang ia buat murni dari hatinya, dan ia telah menganggap karya-karyanya adalah bagian dari hidupnya.

Esoknya bu Ratih tidak melihat Julia di sekolah, sewaktu ia menceritakan tentang puisi Julia yang di muat di majalah Remaja, Dita yang merupakan sahabat Julia semenjak SMP dan juga mengetahui tentang cerpen Julia, ia pun memberitahu kejadian yang pernah dialami Julia sewaktu SMP kepada bu Ratih pada saat istirahat.
“jadi begitu bu, mungkin sekarang Julia sedang menyendiri, karena ia takut mendengar kritikan dari banyak orang tentang karyanya” Dita mencoba menjelaskan.
“oh…, kalau begitu nanti pulang sekolah antarkan ibu ke rumanya ya Dit, ibu ingin meminta maaf dengan Julia” pinta bu ratih
“Baik bu “ kata Dita.

Setelah pulang sekolah Dita pun mengantarkan bu ratih ke rumah Julia, sesampainya di rumah Julia,
“assalamu’alaikum” bu Ratih dan Dita mengucapkan salam.
“waalaikum salam” Julia menjawab salam sambil membukakan pintu,
Julia terkejut melihat kedatangan bu Ratih dan Dita, Julia pun mempersilahkan mereka masuk.
“Kedatangan ibu adalah untuk meminta maaf kepada kamu, ibu tidak tahu mengenai apa yang terjadi sewaktu kamu SMP, mungkin itu sebab kamu tidak masuk hari ini, tapi ibu ingin memberitahu kepada kamu, kamu adalah calon sastrawan terkenal karena karya-karya kamu itu, kamu hanya trauma, ibu rasa puisi kamu yang ibu kirim sangatlah bagus dan sarat akan makna, juga sangat indah, ibu sangat kagum ketika membaca puisi itu, kamu harus yakin kalau puisi juga terlahir bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain, maka bukalah mata dunia melalui karyamu” ibu Ratih berkata panjang lebar tanpa membiarkan Julia menyelangnya,
“terimakasih bu” sergah Julia
“kalau begitu ibu hanya ingin bicara itu kepada kamu, teruslah berkarya ya nak!, assalamu’alaikum” tambah bu Ratih, tanpa basa-basi lagi ibu Ratih dan Dita pun memohon diri. malamnya ia terus terngiang kata-kata bu Ratih kalau ia bisa membuka mata dunia dengan karyanya.

Beberapa bulan kemudian puisinya terpilih menjadi puisi terbaik versi majalah Remaja, ia sangat senang, ia tidak lagi mendapat kritik tapi mendapatkan pujian, mulai saat iyu Julia menjadi sering mengirimkan karya-karyanya ke media cetak, dan karyanyapun sering menjadi pemenang kompetisi sastra. Ia pun tumbuh menjadi sastrawan yang cukup terkenal.

by: Sha-rHa
Jakarta, kamis, 23 April 2009

Selasa, 21 April 2009

catatan penyair

Dahulu surga adalah harapan
kini semua berubah menjadi khayalan
tak ada mimpi-mimpi itu lagi
yang pekat dan tak akan berganti

tembok-tembok raksasa telah membentengi hati
yang dahulu khidmat akan bayang-bayang surga

dunia fana, hentikanlah sudah !
kini semuanya sudah terjebak tipu muslihatmu
yang merubah langit menjadi begitu jingga

saat kita semua terlelap dalam tawa

Sabtu, 11 April 2009

the End of The long weekEnd

assalamu'alaikum
he..he...yap...hampir 4 hari sudah gw beristirahat dan liburan ini rasanya kurang banget, tapi yang bikin gue seneng adalah, jadwal kegiatan sehari-hari yang gue siapin hari rabu berjalan manisss sekali, sodara gue yang dari kebon jeruk juga dateng karena Enyak dan Babehnya pulang kampung ke sukabumi karena mau nyoblos gitu, jadi deh dia ampe hari sabtu di rumah gue,
tapi seperti yang gue kasih tau di postingan gue yang sebelumnya adalah liburan ini gue kebanyakan tidur dan makan he...he...
hari sabtu juga gue jalan-jalan ke fatahilah bareng labu(RIA) dan kacang panjang(muth) yang bikin gue kesel sih si melinjo(AGSTNA) ga ikut, padahal kita udah merencanakan ini sebaik mungkin, tapi yo weis gapapa, gue, tetep berangkat.
Di fatahilah pertama kita bertiga dateng emang bener2 kaya orang bego, luntang lantung ga jelas mo ngapain, tapi kita b-3 berusaha untuk tidak menunjukan kebodohan kita, setelah puas masuk museum fatahilah dan narsis2an dikit, kitapun berusaha mencari tempat yang kita anggep kuno banget di sekitar kota kuno, udah gitu kita masuk ke museum wayang, tapi yang bikin gue heran pengunjung museum wayang tuh dikit banget, padahal jarak antara kedua museum tersebut deket banget dan gue merasa kalo museum wayang lebih menarik dari pada fatahilah, karena museum fatahilah itu kotorrrr banget, ga kerawat gitu deh, padahal bangunan itu harus di lestarikan dan dijaga kebersihannya, dasar warga Jakarta.
keluar dari museum wayang kita makan bekel yang dibawain nyokap gue, he...he...setelah itu setengah jam mengelilingi kota kuno dengan sepeda Ontel.
huh...pokonya cape banget deh, tapi seru dan hari ini gue mau ngelanjutin istirahat gue yaitu TIDURRR.
he...he...
udah dulu ya postingan hari ini, Have A Nice Day...!!!!
wassalamu'alaikum

Rabu, 08 April 2009

Asyikkk...! Long WeekEnd

Assalamu'alaikum...!!!
he..he..he..he..
hari ini adalah hari terakhir sebelum Long weekend dimulai..!
huh..., apakah anda telah menyiapkan Planing untuk kamis, jum'at, sabtu, dan minggu yang akan datang...?
kalo gw sih udah ada rencana buat besok: Let's Check this out:
~kamis : bangun, tidur lagi, mandi, makan, nonton TV, ngeView pemilu bentar, tidur lagi, makan lagi, mandi lagi, Browsing, makan lagi, tidur lagi

~ jum'at :bangun, tidur lagi, mandi, makan, nonton TV, Browsing, Makan lagi, mandi lagi, bantuin Nyokap ( tumben ), tidur deh

~ sabtu : banun, tidur lagi, makan, mandi, jalan2 sama ria, agustina, muth ke fatahilah, pulang, mandi, makan, Browsing, tidur deh

~ minggu: bangun, nonton kartun, makan, mandi, nyuci sepatu dan tas, tidur, browsing, makan, mandi lagi, tidur deh

he...he...
gw mang gak punya banyak planing, tapi gue mau istirahat tuk liburan ini,
wassalamu'alaikum

Selasa, 07 April 2009

Everything You Do

Kesempatan adalah celah yang harus di manfaatkan, beribu harapan yang dahulu di impikan, sekejab hancur, hingga yang ada hanyalah puing-puing yang terinjak-injak oleh waktu yang kian lama kian merapuh.

Jika dunia bicara tentang kenyataan, maka hati akan bicara tentang khayalan, Kita akan merasuk kedalam dunia mimpi, karena angan kita bermain, dan harapan ini menari di depan mata.

Tak ada lagi jiwa yang iri , menyepi sendiri kearah dimana kita berhadapan ke satu sisi yang berlawanan dengan harapan-harapan kita.

Sekarang, ketika kesempatan terbentang dating merubah nasib yang selama ini pekat, Duniapun enggan berpaling meniti suatu kisah baru, kisah fana akan jebakan geramnya dunia.

Senin, 06 April 2009

DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949
by : Chiril Anwar